KEPRIBADIAN
A. pengertian Kepribadian
Pengertian
kepribadian adalah ciri – ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang
memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus, yang
dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang
diperlihatkan secara lahir, konsisten dan konskuen dalam tingkah lakunya
sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berada
dari individu – individu. ( Koetjaraningrat, 1985:102).
Pengertian kepribadian menurut para ahli sebagai berikut :
1.
Menurut Yinger kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang
individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan
serangkaian instruksi.
2.
Menurut M.A.W Bouwer kepribadian adalah corak tingkah laku social yang
meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
3.
Menurut Cuber kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat
yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
4.
Menurut Theodore R.
Newcombe kepribadian adalah organisasi sikap-sikap
yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
5.
Menurut
Horton Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen
seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam
tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang
mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga
menjadi ciri khas pribadinya.
6.
Menurut
Schever Dan Lamm mendefinisikan kepribadian
sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang.
Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di
katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara
konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
7.
Menurut Roucek dan Warren Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor
biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seseorang.
Dari pengertian
yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat kita simpulkan secara sederhana
bahwa yang dimaksud kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri dan
sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang, yang mencakup pola - pola pemikiran dan perasaan, konsep diri, dan
mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepribadian antara lain:
1) Faktor Biologis
Faktor
biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau
seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan,
pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat
badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak
dilahirkan telah menunjukkan adanya
perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir.
Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang
diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu
masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang penting pada
kepribadian seseorang.
2) Faktor Sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ;
yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga
kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat,
peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu.
Sejak
dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Dengan
lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak, peranan
keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya.
Keadaan dan suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh yang
bermacam-macam pula terhadap perkembangan kepribadian anak.
Pengaruh
lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah sangat
mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya. Hal ini
disebabkan karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh yang
diterima anak masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat
tinggi karena berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu diterima
dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang anak maka
pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini dapat
diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan
pembentukan kepribadian.
3) Faktor Kebudayaan
Perkembangan
dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang tidak dapat
dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan.
Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan kepribadian antara lain:
1.
Nilai-nilai (Values)
Di dalam setiap
kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh
manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai
anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan
kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
2.
Adat dan Tradisi.
Adat
dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan nilai-nilai yang
harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak
dan bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang.
3.
Pengetahuan dan Keterampilan.
Tinggi
rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu masyarakat
mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi
kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara
kehidupannya.
4.
Bahasa
Di
samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas, bahasa merupakan
salah satu faktor yang turut menentukan cirri-ciri khas dari suatu kebudayaan.
Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa
itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat
menunukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi serta
bergaul dengan orang lain.
5.
Milik Kebendaan (material possessions)
Semakin maju
kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan modern pula alat-alat yang
dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi
kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu.
Menurut Roucek dan Warren, kepribadian
adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang
mendasari perilaku individu. Faktor biologis misalnya, sistem syaraf, proses
pendewasaan, dan kelainan biologis lainnya, sedangkan faktor psikologis adalah
seperti unsur temperamen, kemampuan belajar, perasaan, keterampilan, keinginan
dan lain-lain. Dan yang terakhir, adalah faktor sosiologis. Kepribadian dapat
mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain yang khas dimiliki oleh
seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain.
Seseorang yang sejak kecil dilahirkan sampai
dewasa selalu belajar dari orang-orang disekitarnya. Secara bertahap dia akan
mempunyai konsep kesadaran tentang dirinya sendiri. Lama-kelamaan
perilaku-perilaku si anak akan menjadi sifat yang nantinya menghasilkan suatu
kepribadian.
Berikut ini adalah beberapa kebudayaan
khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1.
Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor ke daerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau
biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang
melamar.
2.
Cara
hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life ).
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di
kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih
terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan
seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap
menilai ( sense of value ).
3.
Kebudayaan-kebudayaan
khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial
yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara
berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu
senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama,
menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4.
Kebudayaan
khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama
pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5.
Kebudayaan
berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda
dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai
kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga
sudah biasa berpindah tempat tinggal.
D. Hubungan Kepribadian dengan Keragaman Individu.
Keesing
(1989, 1 : 95 ) menyatakan Asumsi – asumsi dasar tersebut di atas ( hubungan
kepribadian dengan budaya ) menunjukkan bahwa adanya pengaruh biologis terhadap
pembentukan tingkah laku manusia. Selain unsur biologis, ternyata juga
dipengaruhi oleh faktor yang berbeda antara satu dengan lain. Pengakuan
pentingnya faktor – faktor biologis tersebut menghilangkan dasar – dasar
budaya. Sementara pendapat suatu karakteristik
dapat mendasari dan membatasi keragaman budaya, sedangkan pihak lain
menjelaskan bahwa berbagai perbedaan bawaan dan keragaman pengalaman individu
menyulitkan pembakuan seseorang yang diasumsikan.
Hal
ini sekaligus membuka kesempatan ke arah kajian tentang kemungkinan adanya pola
– pola universal yang disalurkan,diutarakan dan dinilai berdasarkan tradisi
budaya yang berbeda. Tradisi budaya dapat memaksakan pencapaian berbagai
sasaran yang berlainan , pelampiasan. Tetapi di bawah sandi harapan budaya ini.
E. Unsur-Unsur Kepribadian
Koentjaraningrat
(1985:103-110) menjelaskan ada beberapa unsur yang mempengaruhi terbentuknya
kepribadian sebagai berikut :
1.
Pengetahuan
Pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui yang tersusun secara logis dan sistematis
dengan memperhitungkan sebab –akibat dan dapat untuk menerangkan gejala –
gejala tertentu. Unsur-unsur
yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata
terkandung dalam otaknya. Dalam lingkungan individu itu ada bermacam-macam hal
yang dialaminya melalui penerimaan pancaindera-nya serta alat penerima atau
reseptor organismenya yang lain, sebagai getaran eter (cahaya dan warna),
getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan),
tekanan termikal (panas-dingin) dan sebagainya, yang masuk ke dalam sel-sel
tertentu di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Di sana berbagai proses fisik,
fisiologi, dan psikologi terjadi, yang menyebabkan berbagai macam getaran
tekanan tadi, kemudian diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau
diproyeksikan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang
lingkungan tadi. Seluruh proses akal yang sadar (conscious) tadi,
dalam ilmu psikologi disebut “persepsi”.
2.
Perasaan
Perasaan
adalah rasa, kesadaran batin sewaktu menghadapi mempertimbangkan tentang
sesuatu hal/pendapat. Selain
pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan.
Kalau orang pada suatu hari yang luar biasa panasnya melihat papan gambar
reklame minuman Green tea berwarna yang tampak
segar dan nikmat, maka persepsi itu menyebabkan seolah-olah terbayang di
mukanya suatu penggambaran segelas Green tea yang
dingin dan penggambaran itu dihubungkan oleh akalnya dengan penggambaran lain
yang timbul kembali sebagai kenangan dalam kesadarannya, menjadi suatu
apersepsi1 tentang dirinya sendiri
yang tengah menikmati segelas Green tea
dingin, manis, dan menyegarkan pada waktu hari sedang panas-panasnya yang
seakan-akan demikian realistiknya sehingga keluarlah air liurnya. Apersepsi
seorang individu yang menggambarkan diri sendiri sedang menikmati segelas Green
tea dingin tadi menimbulkan dalam kesadarannya
suatu perasaan yang positif, yaitu perasaan nikmat dan perasaan nikmat itu
sampai nyata mengeluarkan air liur.
Sebaliknya, kita dapat juga menggambarkan
adanya seorang individu yang melihat sesuatu hal yang buruk atau mendengar
suara yang tidak menyenangkan, mencium bau busuk, dan sebagainya.
Persepsi-persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaran perasaan yang
negatif, karena dalam kesadaran terkenang lagi misalnya bagaimana kita menjadi
muak karena sepotong ikan yang sudah busuk yang kita alami di masa lampau.
Apersepsi tersebut mungkin dapat menyebabkan kita menjadi benar-benar merasa
muak apabila kita mencium lagi bau ikan busuk.
3.
Dorongan
Naluri
Dorongan
naluri adalah dorongan hati yang dibawa sejak lahir, yang tanpa disadari
mendorong untuk berbuat sesuatu. Kesadaran
manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang
tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, melainkan karena sudah
terkandung dalam organismenya, dan khususnya dalam gen-nya sebagai naluri.
Kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap makhluk manusia itu, oleh
beberapa ahli psikologi disebut “dorongan” (drive).
Ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu :
1.
Dorongan
untuk mempertahankan hidup
Dorongan
ini memang merupakan suatu kekuatan biologi yang juga pada semua makhluk di
dunia ini dan yang menyebabkan semua jenis mampu mempertahankan hidupnya di
dunia ini.
2.
Dorongan
seks.
Dorongan
ini timbul pada setiap individu yang normal tanpa terkena pengaruh pengetahuan,
dan memang mendorong landasan biologi yang mendorong makhluk manusia untuk
membentuk keturunan yang melanjutkan jenisnya. Selain untuk mendapatkan
keturunan, juga untuk mendapatkan status sosial.
3.
Dorongan
untuk usaha mencari makan/pekerjaan.
Dorongan
ini tidak perlu dipelajari, sejak bayi pun manusia sudah menunjukkan dorongan
untuk mencari makanan , yaitu dengan
mencari susu ibunya tanpa dipengaruhi oleh pengetahuan tentang adanya hal- hal
tersebut, dan ini berkembang (mencari kerja) berdasarkan pengalaman dan pengetahuan
serta faktor lingkungan di sekitar.
4.
Dorongan
untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia.
Dorongan
ini memang merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai
makhluk sosial.
5.
Dorongan
untuk meniru tingkah laku sesamanya.
Hal
ini merupakan sumber dari adanya beraneka warna kebudayaan diantaranya di
antara makhluk manusia, sebab adanya dorongan ini manusia mengembangkan adat
yang memaksakan berbuat konform dengan
manusia sekitarnya.
6.
Dorongan
untuk berbakti.
Hal
ini ada karena manusia sebagai makhluk secara kolektif, sehingga ia dapat hidup
bersama dengan manusia lain secara serasi. Dalam berbagai hal dorongan ini
sering dieksetensikan dari sesama manusia kepada kekuatan yang diangapannya
berada di luar akalnya, maka timbul religi.
7.
Dorongan
akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau gerak.
Dorongan
dalam arti keindahan bentuk,warna,suara,dan gerak, pada seorang bayi dorongan
itu sering tampak pada gejala tertariknya kepada bentuk – bentuk tertentu dari
benda- benda di sekitarnya, warna –warna cerah, suara yang nyaring, dan
berirama dan kepada gerak-gerak yang selaras. Sehingga dorongan naluri ini
merupakan landasan dari suatu unsur terpenting dalam kebudayaan manuai yaitu
kesenian.
E. Materi
Dari Unsur-unsur Kepribadian
Dalam sebuah konsep kepribadian umum,makin
dipertajam dengan terciptanya konsep basic
personality structure, atau “kepribadian dasar”, yaitu semua semua unsur
kepribadian yang dimiliki sebagian besar warga suatu masyarakat.
Kepribadian dasar ada karena semua individu
warga masyarakat mengalami pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama
pertumbuhan mereka. Metodologi untuk mengumpulkan data mengenai kepribadian
bangsa dapat dilakukan dengan mengumpulkan sample dari warga masyarakat yang
menjadi objek penelitian, yang kemudian diteliti kepribadiannya dengan tes
Psikologi.
Selain ciri watak umum, seorang Individu
memilki ciri-ciri wataknya sendiri, sementara adaindividu-individu dalam sample
yang tidak meliki unsur-unsur kepribadian umum. Pendekatan dalam penelitian kepribadian
suatu kebudaya juga dilaksanakan dengan metode lain yang didasarkan pada
ciri-ciri dan unsur watak seorang individu dewasa.
Pembentukan watak dan jiwa individu banyak
dipengaruhi oleh pengalamannya di masa kanak-kanak serta pola pengasuhan orang tua. Berdasarkan konsepsi Psikologi tersebut,
para ahli Antropologi berpendirian bahwa dengan mempelajari adat-istiadat
pengasuhan anak yang khas akan dapat mengetahui adanya berbagai unsur
kepribadian pada sebagian besar warga yang merupakan akibat dari pengalaman-pengalaman
mereka sejak masa kanak-kanak.
Penelitian mengenai etos kebudayaan dan
kepribadian bangsa yang pertama-tama dilakukan oleh tokoh Antroplogi R.
Benedict, R. Linton, dan M. Mead. Sehingga menjadi bagian khusus dalam
antropologi yang dinamakan personality
and culture.
Seorang ahli etnopsikologi, A.F.C. Wallace,
pernah membuat suatu kerangka dimana terdaftar secara sistematikal seluruh
materi yang menjadi objek dan sasaran unsur-unsur kepribadian manusia. Kerangka
itu menyebut tiga hal yang pada tahap pertama merupakan isi kepribadian pokok,
yaitu :
1.
Aneka
warna kebutuhan organik diri sendiri, aneka warna kebutuhan serta dorongan
organik maupun psikologi sesama manusia yang lain daripada diri sendiri.
Sedangkan kebutuhan tadi dapat dipenuhi atau tidak dipenuhi oleh individu yang
bersangkutan, sehingga memuaskan dan bernilai positif baginya, atau tidak
memuaskan dan bernilai negatif.
2.
Aneka
warna hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan identitas diri
sendiri atau identitas aku, baik aspek fisik maupun psikologinya, dan segala
hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu mengenai bermacam-macam
kategori manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda, zat, kekuatan, dan gejala alam,
baik yang nyata maupun yang gaib dalam lingkungan sekelilingnya.
3.
Berbagai
macam cara untuk memenuhi. Memperkuat, berhubungan, mendapatkan, atau
mempergunakan aneka warna kebutuhan dari hal tersebut di atas, sehingga
tercapai keadaan memuaskan dalam kesadaran individu bersangkutan. Pelaksanaan
berbagai macam cara dan jalan itu terwujud dalam aktivitas dari seorang
individu.
F. Aneka Warna Kepribadian
Koentjraningrat (1985:115) menjelaskan bahwa
Aneka warna materi yang menjadi isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan,
kehendak, serta keinginan kepribadian serta perbedaan kualitas hubungan antara
berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu, menyebabkan adanya
beraneka macam struktur kepribadian pada setiap manusia yang hidup dimuka bumi,
dan menyebabkan bahwa peribadian tiap individu itu unik berbeda dengan
kepribadian individu yang lain. Hal ini menyebabkan suatu tingkah laku yang berpola yaitu
kebiasaan maupun berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian ,
dan berbagai tingkah laku berpola dari individu – individu tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar