PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN
1. PENGANTAR
Telah dipaparkan di muka bahwa manusia merupakan makhluk yang
berjiwa, dan kenyataan ini kiranya tidak ada yang membantah; dan kehidupan
kejiwaan itu direfleksikan dalam tingkah laku, aktivitas manusia. Sudah sejak
dari dahulu kala para ahli telah membicarakan masalah ini, antara lain oleh
Plato, Aristoteles, sebagai ahli-ahli pikir pada waktu itu yang telah
membicarakan mengenai soal jiwa ini. Kalau manusia mengadakan introspeksi
kepada diri masing-masing, memang dapat dimengerti bahwa dalam dirinya, manusia
merasa senang kalau melihat sesuatu yang indah, berfikir kalau menghadapi
sesuatu masalah, ingin membeli sesuatu kalau membutuhkan sesuatu barang, semua
ini memberikan gambaran bahwa dalam diri manusia berlangsung kegiatan-kegiatan
atau aktivitas-aktivitas kejiwaan.
Kemampuan jiwa dibedakan atas 3 golongan yang besar, yaitu:
1. kognisi, yang berhubungan dengan pengenalan,
2. emosi, yang berhubungan dengan perasaan,
3. konasi, yang berhubungan dengan kemauan.
2. PERSEPSI
Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara
langsung berhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu individu secara
langsung menerima stimulus atau rangsang dari luar di samping dari dalam
dirinya sendiri. la mulai merasa kedinginan, sakit, senang, tidak senang dan
sebagainya.
Individu mengenali dunia luarnya dengan menggunakan alat
inderanya. Bagaimana individu dapat mengenali dirinya sendiri maupun keadaan
sekitarnya, hal ini berkaitan dengan persepsi (perception). Melalui stimulus
yang diterimanya, individu akan mengalami persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu
merupakan proses yang berujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan
stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah
proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia
dengar dan sebagainya, individu mengalami persepsi. Karena itu proses
penginderaan tidak dapat lepas dari proses persepsi, dari proses penginderaan
merupakan proses pendahulu dari persepsi. Proses penginderaan akan selalu
terjadi setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat
inderanya, melalui reseptornya. Alat indera merupakan penghubung antara
individu dengan dunia luarnya (Branca, 1965; Woodworth dan Marquis, 1957).
Agar individu dapat menyadari, dapat mengadakan persepsi, adanya
beberapa syarat yang perlu dipenuhi yaitu :
1. Fisik atau kealaman
2. Fisiologis
3. Psikologis
Proses Terjadi
Persepsi
Dengan demikian dapat dijelaskan terjadinya proses persepsi
sebagai berikut:
Objek menimbulkan
stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses ini dinamakan
proses kealaman (fisik). Stimulus
yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak.
Proses ini dinamakan proses fisiologis.
Kemudian terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu dapat menyadari apa
yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang
diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran itulah yang
dinamakan proses psikologis. Dengan demikian taraf
terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang
diterima melalui alat indera atau reseptor. Proses ini merupakan proses
terakhir dari persepsi dan merupakan pcrsepsi yang sebenarnya. Respons sebagai
akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai-bagai macam
bentuk.
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi
sesuatu diperlukan pula adanya :
1. Perhatian
merupakan syarat psikologis dalam individu
mengadakan persepsi, yang merupakan langkah persiapan, yaitu adanya kesediaan
individu untuk mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau
sekumpulan objek.
2. Stimulus
individu pada suatu waktu menerima
bermacam-macam stimulus. Agar stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus
harus cukup kuatnya. Bila stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya
perhatian dari individu, stimulus tidak akan dapat dipersepsi atau disadari
oleh individu yang bersangkutan. Dengan demikian ada batas kekuatan minimal
dari stimulus, agar stimulus dapat menimbulkan kesadaran pada individu.
3. Faktor Individu
faktor individu merupakan faktor internal.
Menghadapi stimulus, individu bersikap selektif untuk menentukan stimulus mana
yang akan diperhatikan sehingga menimbulkan kesadaran pada individu yang
bersangkutan.
4. Persepsi Melalui Indera Penglihatan
untuk mempersepsi sesuatu, individu harus
mempunyai perhatian kepada objek yang bersangkutan. Bila individu telah
memperhatikan, selanjutnya individu menyadari sesuatu yang diperhatikan itu,
atau dengan kata lain individu mempersepsi apa yang diterima dengan alat
inderanya.
5. Persepsi Melalui Indera Pendengaran
Orang dapat mendengar sesuatu dengan alat
pendengaran, yaitu telinga. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat
mengetahui sesuatu yang ada di sekitarnya. Orang dapat mendengar sesuatu dengan
alat pendengaran, yaitu telinga. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat
mengetahui sesuatu yang ada di sekitarnya.
6. Persepsi Melalui Indera Pencium
Orang dapat mencium
bau sesuatu melalui alat indera pencium yaitu hidung. Sel-sel penerima atau
reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam. Stimulusnya berujud
benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, dan mengenai
alat-alat penerima yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf
sensoris ke otak, dan sebagai respons dari stimulus tersebut orang dapat
menyadari apa yang diciumnya yaitu bau yang diciumnya.
7. Persepsi Melalui Indera Pengecap
Orang dapat mencium
bau sesuatu melalui alat indera pencium yaitu hidung. Sel-sel penerima atau
reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam. Stimulusnya berujud
benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, dan mengenai
alat-alat penerima yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris
ke otak, dan sebagai respons dari stimulus tersebut orang dapat menyadari apa
yang diciumnya yaitu bau yang diciumnya.
8.
Persepsi Melalui Kulit
lndera ini dapat
merasakan rasa sakit, rabaan, tekanan dan temperatur. Tetapi tidak semua bagian
dari kulit dapat menerima rasa-rasa ini. Pada bagian-bagian tertentu saja yang
dapat untuk menerima stimulus-stimulus tertentu. Rasa-rasa tersebut di atas
merupakan rasa-rasa kulit yang primer, sedangkan di samping itu masih terdapat
variasi yang bermacam-macam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar