Senin, 23 Desember 2013

Peristiwa-peristiwa kejiwaan


PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN
1.   PENGANTAR
Telah dipaparkan di muka bahwa manusia merupakan makhluk yang berjiwa, dan kenyataan ini kiranya tidak ada yang membantah; dan kehidup­an kejiwaan itu direfleksikan dalam tingkah laku, aktivitas manusia. Sudah sejak dari dahulu kala para ahli telah membicarakan masalah ini, antara lain oleh Plato, Aristoteles, sebagai ahli-ahli pikir pada waktu itu yang telah membicarakan mengenai soal jiwa ini. Kalau manusia mengadakan intro­speksi kepada diri masing-masing, memang dapat dimengerti bahwa dalam dirinya, manusia merasa senang kalau melihat sesuatu yang indah, berfikir kalau menghadapi sesuatu masalah, ingin membeli sesuatu kalau membutuh­kan sesuatu barang, semua ini memberikan gambaran bahwa dalam diri manusia berlangsung kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas kejiwaan.
Kemampuan jiwa dibedakan atas 3 golongan yang besar, yaitu:
1.      kognisi, yang berhubungan dengan pengenalan,
2.      emosi, yang berhubungan dengan perasaan,
3.      konasi, yang berhubungan dengan kemauan.

2.   PERSEPSI
Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu individu secara langsung menerima stimulus atau rangsang dari luar di samping dari dalam dirinya sendiri. la mulai merasa kedinginan, sakit, senang, tidak senang dan sebagainya.
Individu mengenali dunia luarnya dengan menggunakan alat inderanya. Bagaimana individu dapat mengenali dirinya sendiri maupun keadaan sekitar­nya, hal ini berkaitan dengan persepsi (perception). Melalui stimulus yang diterimanya, individu akan mengalami persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan stimulus itu diterus­kan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar dan sebagainya, individu mengalami persepsi. Karena itu proses penginderaan tidak dapat lepas dari proses persepsi, dari proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari persepsi. Proses penginderaan akan selalu terjadi setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat inderanya, melalui reseptornya. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya (Branca, 1965; Woodworth dan Marquis, 1957).

Agar individu dapat menyadari, dapat mengadakan persepsi, adanya beberapa syarat yang perlu dipenuhi yaitu :

1.      Fisik atau kealaman
2.      Fisiologis
3.      Psikologis

Proses Terjadi Persepsi
Dengan demikian dapat dijelaskan terjadinya proses persepsi sebagai berikut:
 Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang di­terima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini dinamakan proses fisiologis. Kemudian terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologisDengan demikian taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indera atau reseptor. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan pcrsepsi yang sebenarnya. Respons sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai-bagai macam bentuk.

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula adanya :

1.      Perhatian
merupakan syarat psikologis dalam individu mengadakan persepsi, yang merupakan langkah persiapan, yaitu adanya kesediaan individu untuk mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
2.      Stimulus
individu pada suatu waktu menerima bermacam-macam stimulus. Agar stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuatnya. Bila stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak akan dapat dipersepsi atau disadari oleh individu yang bersangkutan. Dengan demikian ada batas kekuatan minimal dari stimulus, agar stimulus dapat menimbulkan kesadaran pada individu.
3.      Faktor Individu
faktor individu merupakan faktor internal. Menghadapi stimulus, individu bersikap selektif untuk menentukan stimulus mana yang akan diperhatikan sehingga menimbulkan kesadaran pada individu yang bersangkutan.
4.      Persepsi Melalui Indera Penglihatan
untuk mempersepsi sesuatu, individu harus mempunyai perhatian kepada objek yang bersangkutan. Bila individu telah memperhatikan, selanjutnya individu menyadari sesuatu yang diperhatikan itu, atau dengan kata lain individu mempersepsi apa yang diterima dengan alat inderanya.
5.      Persepsi Melalui Indera Pendengaran
Orang dapat mendengar sesuatu dengan alat pendengaran, yaitu telinga. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui sesuatu yang ada di sekitarnya. Orang dapat mendengar sesuatu dengan alat pendengaran, yaitu telinga. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui sesuatu yang ada di sekitarnya.
6.      Persepsi Melalui Indera Pencium
Orang dapat mencium bau sesuatu melalui alat indera pencium yaitu hidung. Sel-sel penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam. Stimulusnya berujud benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, dan mengenai alat-alat penerima yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak, dan sebagai respons dari stimulus tersebut orang dapat menyadari apa yang diciumnya yaitu bau yang diciumnya.
7.      Persepsi Melalui Indera Pengecap
Orang dapat mencium bau sesuatu melalui alat indera pencium yaitu hidung. Sel-sel penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam. Stimulusnya berujud benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, dan mengenai alat-alat penerima yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak, dan sebagai respons dari stimulus tersebut orang dapat menyadari apa yang diciumnya yaitu bau yang diciumnya.
8.      Persepsi Melalui Kulit
lndera ini dapat merasakan rasa sakit, rabaan, tekanan dan temperatur. Tetapi tidak semua bagian dari kulit dapat menerima rasa-rasa ini. Pada bagian-bagian tertentu saja yang dapat untuk menerima stimulus-stimulus tertentu. Rasa-rasa tersebut di atas merupakan rasa-rasa kulit yang primer, sedangkan di samping itu masih terdapat variasi yang bermacam-macam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar