PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU
Pengertian
Psikologi
Psikologi yang
dalam istilah lama di sebut ilmu jiwa berasal dari kata bahasa inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa greek
( Yunani ), yaitu psyche yang berarti jiwa, logos yang berarti ilmu. Jadi, bisa
diambil kesimpulan tentang definisi psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha mempelajari, menganalisis, menerapkan, dan memimpin proses-proses
pendidikan sedemikian rupa, sehingga timbul sistem pendidikan yang efisien.
Psikologi sebagai ilmu merupakan pegetahuan yang di
peroleh dengan pendekatan ilmiah, dan
merupakan pengetahuan yang di peroleh dengan penelitian-penelitian ilmiah. Oleh
karenanya sebagai salah satu ciri psikologi sebagai suatu ilmu adalah
berdasarkan data empiris di samping data tersebut di peroleh secara sistematis,
( Morgan, dkk,1984 ). Namun, lebih spesifik lagi psikologi lebih banyak di
kaitkan dengan kehidupan organism manusia. Bruno (1987), membagi pengertian
psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan. Pertama
psikologi adalah studi(penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, adalah ilmu
pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai “tingkah laku” organism.
Psikologi
sebagai suatu ilmu, mempunyai tugas-tugas atau fungsi-fungsi tertentu seperti
ilmu-ilmu pada umumnya. Adapun tugas-tugas psikologi ialah:
a.
Mengadakan deskripsi, yaitu tugas
untuk menggambarkan secara jelas hal-hal yang di bicarakan.
b.
Menerangkan,
yaitu tugas untuk menerangkan keadaan yang mendasari terjadinya
peristiwa-peristiwa tersebut.
c.
Menyusun Teori,
yaitu tugas mencari dan merumuskan ketentuan-ketentuan mengenai hubungan
antara peristiwa satu dengan peristiwa yang lain.
d.
Prediksi,
yaitu untuk membuat ramalan mengenai hal-hal yang mungkin terjadi.
e.
Pengendalian,
yaitu tugas untuk mengatur peristiwa-peristiwa atau gejala.
Seperti yang
dipaparkan di depan kerena psikologi merupakan suatu ilmu, maka dengan
sendirinya psikologi juga mempunyai ciri-ciri seperti ilmu-ilmu yang lain
seperti,
§ Objek tertentu
§ Metode pendekatan atau penelitian tertentu
§ Mempunyai riwayat atau sejarah tertentu
§ Sistematika yang teratur sebagai hasil pendekatan
terhadap objek
Tujuan
mempelajari psikologi:
ü Untuk membantu guru dan calon guru agar menjadi lebih
bijaksana membimbing anak didiknya dalam hubungannya dengan proses pertumbuhan
belajar.
ü Agar para guru dan calon guru memiliki dasar-dasar luas
dalam mendidik pada umumnya, dan bidang keahliannya pada khususnya, sehingga
anak didiknya lebih baik dalam belajar.
ü Agar para guru dan calon guru dapat menciptakan suatu
sistem yang lebih efisien dengan jalan mempelajarinya dan menganalisis tingkah
laku anak didik dalam proses-proses pendidikan yang berlangsung.
Manfaat
mempelajari psikologi pendidikan:
v Bisa memahami anak didiknya dan untuk sampai pada tahap
ini kita perlu mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir.
v Bisa mengetahui peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi
dalam setiap fase serta faktor yang menunjang dan menghambat potensi-potensi
dasar yang memiliki anak serta intelegensi dan bakat sifat-sifat serta cirri-ciri
kepribadian anak.
v Bisa memahami hal-hal yang berhubungan dengan masalah
belajar dan mengejar serta vareasi serta modelnya.
. Objek Formal
dan Material
i.
Objek material : objek
material ilmu adalah objek yang bersifat umum, dilihat dari wujudnya yaitu yang
menjadi sasaran suatu ilmu pengetahuan. Objek material psikologi adalah
manusia.
ii.
Objek formal : objek yang
bersifat spesifik, dari segi tertentu yaitu objek material yang dibahas. Objek
formal psikologi adalah perilaku manusia dan hal-hal yang berkaitan dengan
proses tersebut.
Kedua Objek
ilmu pendidikan ini memiliki keterkaitan. Misalnya ilmu sosial dan ilmu
psikologi yang kedua macam ilmu pengetahuan itu mempunyai objek material sama
yaitu manusia, akan tetapi obyek formalnya berbeda. Ilmu sosial membahas
manusia dari sudut pembahasan kehidupan individu dan interaksinya antar
masyarakat, sedangkan ilmu psikologi membahas manusia dari sudut pembahasan
jiwa dan pikiran dari individu itu sendiri. Oleh karena itu obyek material
(sasaran yang dipelajari) ilmu pengetahuan dapat sama, sedang obyek formalnya
(sudut pembahasannya) berbeda.
Metode
Penyelidikan
Metode
penyelidikan dalam suatu ilmu merupakan keharusan mutlak. Apalagi kalau ilmu
itu telah berdiri sendiri, ini harus ditandai oleh metode-metode tersendiri
untuk menyelidiki terhadap obyeknya. Obyek psikologi adalah penghayatan dan
perbuatan manusia, yaitu perbuatan manusia dalam alam yang kompleks dan selalu
berubah. Jiwa bukanlah benda yang mati, tetapi sesuatu yang hidup dinamis;
selalu berubah untuk menjadi kesempurnaannya. Oleh karena itu penggunaan
sesuatu metode yang tumbuh baiknya pun tak dapat menghasilkan kebenaran yang
mutlak. Sebab dalam berbagai metode mempunyai titik kelemahan-kelemahan di
samping kebaikan- kebaikannya.
Berdasarkan
renungan-renungan dan pengalaman-pengalaman maka didapatkan metode-metode
sebagai berikut:
C.1. Metode
yang Bersifat Filosofis
1) Metode
Intuitip
Metode ini
dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan suatu penyelidikan atau dengan
cara tidak sengaja dalam pergaulan sehari-hari. Langkah ini justru pertama yang
paling besar perannya dalam pengambilan kesimpulan. Dalam metode ini kurang
memenuhi syarat, karena harus dikombinasikan dengan metode-metode lain guna
memperoleh kesimpulan yang valid.
2) Metode
Kontemplatif.
Metode ini
dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang akan diketahui dengan
mempergunakan kemampuan berpikir kita. Alat utama yang dipergunakan adalah
pikiran yang benar-benar sudah dalam keadaan obyektif. Kalau ini dapat dicapai,
maka pikiran benar-benar dalam keadaan obyektif sehingga dapat mencapai hakekat
obyek yang dituju.
3) Metode
Filosofis Religius
Metode ini
digunakan dengan mempergunakan materi-materi agama, sebagai alat utama untuk
meneliti pribadi manusia. Nilai-nilai yang terdapat dalam agama itu merupakan
kebenaran-kebenaran absolut dan pasti benar. Tuhan memerintahkan manusia untuk
mengajak orang lain kepada jalan kebenaranNya dengan menggunakan metode-metode
yang baik, di firmankan dalam Al Qur'an :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ
بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
َ
“Ajaklah kepada
jalan Tuhanmu dengan metode dan tutur kata yang baik dan bantahlah mereka
dengan metode yang paling baik.” ( Q.S. An Nahl,-125).
C.2. Metode
yang Bersifat Empiris
1). Metode observasi
Metode untuk
mempelajari kejiwaan dengan sengaja mengamati secara langsung, teliti dan sistematis.
Dalam hal ini observasi dapat melalui tiga cara, yaitu:
(a) Introspeksi
Suatu cara
meneliti/menyelidiki keadaan atau peristiwa yang terjadi di dalam dirinya
pribadi. Misalnya orang meneliti bagaimana proses berfikir, berperasaan,
berkehendak yang berlangsung di dalam dirinya, kemudian hasilnya diuraikan atau
ditulis oleh yang bersangkutan, untuk bahan pemahaman tentang keadaan jiwa
seseorang tentang hal-hal yang diperlukan. Di dalam Islam terdapat perintah
untuk mengadakan introspeksi ini dengan kata-kata:
“Introspeksilah
dirimu sendiri sebelum kamu di ekstrospeksi orang lain”.
Dengan adanya
kelemahan dalam metode ini, maka timbullah metode lain yang menggabungkan
metode introspeksi dengan metode eksperimen, yaitu metode “Introspeksi
eksperimental”.
(b) Introspeksi
Eksperimental
Metode yang
dilaksanakan dengan mengadakan eksperimen- eksperimen secara sengaja dan dalam
suasana yang dibuat. Metode ini merupakan penggabungan metode introspeksi dan
eksperimen, Pada introspeksi eksperimental jumlah subyek terdiri dari beberapa
orang yang di eksperimentasi. Sehingga dengan banyaknya subyek penyelidikan
hasilnya akan lebih bersifat obyektif.
(c)
Ekstrospeksi
Suatu metode
dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja
dan teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa orang
lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala jiwa yang
ditunjukkan dari mimik dan panto mimik orang lain.
2). Metode Pengumpulan Bahan
Suatu metode
dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja
dan teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa orang
lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala jiwa yang
ditunjukkan dari mimik dan panto mimik orang lain.
Suatu
penyelidikan yang dilakukan dengan mengolah data-data yang didapat dari
kumpulan-kumpulan daftar pertanyaan dan jawaban (angket), bahan-bahan riwayat
hidup ataupun bahan-bahan lain yang berhubungan dengan apa yang sedang diselidiki.
Dalam rangka mendapatkan data dengan teknik pengumpulan bahan ini peneliti
dapat menempuh dengan 3 cara :
a. angket –
interview
b. metode
biografi
c. metode
pengumpulan bahan
3). Metode Eksperimen
Tujuan
eksperimen ialah untuk mengetahui sifat-sifat umum dari gejala-gejala
kejiawaan. Misalnya mengenai pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, fantasi, dan
lain sebagainya. Pengamatan secara teliti dalam metode ini menguji hipotesa
pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau kelompok dalam suatu
situasi tertentu atau di bawah kondisi tertentu. Pemakaian metode ini, dalam
mempelajari kejiwaan manusia adalah merupakan kemajuan yang diperoleh psikologi
ketika Wilhelm Wundt seorang berkebangsaan Jerman ( 1832-1920 ) mendirikan
“Laboratorium Psikologi” yang pertama di Leipzig pada tahun 1879.
4). Metode Klinis
Kline diartikan
tempat tidur, klino diartikan berbaring, kliniek diartikan lembaga untuk
meneliti dan menyembuhkan penyakit. Metode yang diterapkan dalam psikologi
ialah kombinasi dari bantuan klinis medis dengan metode pendidikan untuk
melakukan observasi terhadap para pasien. Obsevasi dilakukan dalam ruang-ruang
klinik dengan fasilitas yang cukup, untuk meneliti segala tingkah laku pasien.
Metode klinis sering dipergunakan oleh para psikolog ( Freud dan
pengikut-pengikutnya ) dan psikolog anak. Sebab orang memaklumi, bahwa para
penderita ganguan jiwa dan anak-anak kecil pada umumnya tidak mampu melakukan
introspeksi terhadap dorongan-dorongan dan tingkah laku sendiri.
5). Metode Interview
Merupakan
metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan- pertanyaan yang diberikan
secara lisan. Suatu hal yang penting pada interview ialah membuat pertanyaan-pertanyaan
sedemikian rupa , sehingga yang diinterview tidak merasa diinterview.
6). Metode Testing
Metode ini
merupakan metode penyelidikan yang menggunakan soal-soal
,pertanyaan-pertanyaan, atau tugas-tugas yang lain yang telah distandarisasikan
. Dillihat dari caranya orang mengerjakan test. Seakan- akan seperti
eksperimen, namun kedua metode ini berbeda. Pada eksperimen, orang dengan
sengaja mengeterapkan “treatment” dan ingin mengetahui dari teatment tersebut.
Pada test orang ingin mengetahui kemampuan-kemampuan atau sifat-sifat lain dari
test. Mental testing dipergunakan untuk menyelidiki intelegensi seseorang.
Berdasarkan test Binet orang mendapatkan taraf intelegensi yang sering disebut
“intelegensi quotion”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar